Beberapa bulan berlalu sejak Azrael tinggal di Eldoria. Musim semi menghiasi desa dengan bunga liar bermekaran dan aroma tanah basah. Hari itu, suasana desa seperti biasa, ramai oleh aktivitas warga.
Azrael, yang belum genap satu tahun, berjalan goyah di halaman rumah Rein dan Lyra. Dengan langkah kecil namun pasti, dia mendekati Lyra yang tengah duduk santai.
Mila yang sedang menjemur pakaian di sebelah rumah mereka tiba-tiba berteriak.
"Eh?! Dia... dia jalan?!"
Doran, si pandai besi yang sedang menebas kayu di halaman, menghentikan pekerjaannya.
"Apa yang kau bilang, Mila?"
Mila menunjuk dengan wajah pucat.
"Itu! Azrael! Dia berjalan!"
Tomas dan Rina yang baru pulang dari pasar pun ikut menoleh.
Tomas:
"Apa? Mustahil! Umurnya bahkan belum setahun!"
Rina:
"Ini... tidak masuk akal."
Anak-anak seperti Ellie dan Kain yang sedang bermain bola kayu langsung berlari ke pagar rumah Rein.
Ellie:
"Kakak Azrael, udah bisa jalan?!"
Kain menatap polos.
"Ibuku bilang aku baru bisa jalan pas umur dua tahun..."
Warga lain yang mendengar keributan mulai berdatangan. Desanya memang kecil, jadi suara heboh mudah tersebar.
Geral, kakek bijak desa, mengusap dagunya sambil memperhatikan Azrael berjalan pelan.
"Hmmm... memang cepat... sangat cepat."
Mila mendekat ke Lyra yang masih mematung.
"Lyra, apa dia memang... seperti ini sejak awal?"
Lyra hanya bisa mengangguk pelan.
"Aku juga tak tahu... dia hanya tumbuh lebih cepat dari anak lain."
Rein mencoba menenangkan suasana.
"Heh... mungkin hanya bayi yang kuat, bukan?"
Namun warga tidak semudah itu percaya.
Doran:
"Kuat? Rein, itu bukan sekedar kuat. Itu abnormal."
Tomas:
"Kau yakin dia hanya anak biasa?"
Beberapa warga mengangguk setuju. Meskipun tidak ada yang berkata langsung, kekhawatiran mulai menyebar.
Azrael hanya tertawa kecil sambil menjulurkan tangan ke arah Ellie yang kemudian panik bersembunyi di belakang Kain.
Kain:
"Aku... aku takut..."
Mila:
"Tenang, dia tidak berbahaya! Kan... Rein? Lyra?"
Lyra:
"Tentu saja tidak! Dia anak kami sekarang."
Warga pun perlahan membubarkan diri, meski keraguan masih tergambar jelas di wajah mereka.
---
Malam Hari — Debat Pedang atau Sihir
Di dalam rumah, suasana menjadi serius.
Rein:
"Aku sudah pikirkan, Lyra. Aku akan mulai melatihnya pedang."
Lyra:
"Tidak. Dengan perkembangan seperti itu, dia lebih cocok belajar sihir."
Rein:
"Kau lihat sendiri, fisiknya lebih cepat berkembang. Badannya butuh dibentuk dulu."
Lyra:
"Dan bagaimana jika dia tak bisa mengendalikan sihir karena terlalu lambat belajar?!"
Rein:
"Atau malah mati karena tubuhnya tak sanggup menanggung sihir tanpa fondasi yang kuat?"
Perdebatan itu berlangsung hingga larut malam. Sementara Azrael tertidur pulas di kamar kecilnya, tidak tahu kalau dua orang tuanya sedang meributkan masa depannya.