"Yaudah, kita pacaran," kata Devana dengan suara yang manis.
Angga pun kaget, dan Angga terbingung campur senang karena dia tidak menyangka bahwa dia akan diterima. Mereka pun pacaran dan pulang bersama.
Setibanya mereka di bus, Devana mengajak Angga untuk mampir kerumahnya. Angga mengiyakan karena tidak ada pilihan lain. Sesampainya mereka di rumah Devana, mereka mengobrol tentang tugas di sekolah.
Setelah satu jam mereka ngobrol, Angga berpamitan kepada Devana untuk pulang. "Dev, aku mau pulang dulu ya soalnya sudah mau malam," kata Angga.
"Yaah, kok cepet sih pulangnya," jawab Devana sambil mengeluh.
"Kita lanjut ngobrolnya besok aja ya," kata Angga.
"Iya deh, hati-hati yak di jalan," jawab Devana.
Angga pun pulang ke rumahnya dengan hati yang penuh kebahagiaan.
Keesokan harinya, Angga bersiap untuk pergi ke sekolah karena tidak sabar menemui Devana. Angga bertemu Devana di kelas saat pelajaran pertama dimulai.
Saat jam istirahat pertama, Angga menemui Faraz dan Kafin. "Raz, Fin, gw diterima sama Devana," kata Angga dengan senyum bahagia.
"HAHHH!" Serentak Faraz dan Kafin menjawab.
"Kenapa orang sepertimu diterima cewek populer di kelas?" tanya Faraz dengan suara yang penasaran.
"Gak tau, mwehehe," jawab Angga dengan senyum manis.
Mereka bertiga pun mengobrol, dan bell masuk pun berbunyi. "Raz, Fin, kita masuk kelas dulu yok, lanjut nanti aja ngobrolnya," kata Angga.
Mereka bertiga pergi menuju kelas, dan Angga bertemu Devana. "Hai, Angga," kata Devana dengan suara yang lembut.
"Hai," balas Angga dengan senyum manis.
Angga menuju mejanya cepat-cepat karena dia lupa mengerjakan PR. "Aku harus mengerjakan PR, nanti saja kita ngobrol ya," kata Angga.
"Ouh, iya, iya," balas Devana dengan senyum manis.