Cherreads

Chapter 9 - Bab 9 jejak pengkhianat

Malam itu, di bawah cahaya bulan redup, mereka berkemas dekat api unggun kecil. Arkana duduk bersila di seberang Rendi, mengamati wajahnya yang lelah tapi tetap penuh tekad.

"Jadi… kau pemimpin mereka," ucap Arkana pelan. "Kau beda dari yang lain yang pernah kutemui di pulau ini."

Rendi mengangkat alis. "Beda gimana?"

"Biasanya, orang seperti Raka—yang cepat, kuat, dan tega—bertahan paling lama. Tapi kamu... kau tetap manusia. Bahkan di tempat sekejam ini."

Layla diam, duduk tak jauh dari mereka, mencoba fokus memperbaiki jubah sihirnya, tapi ekor matanya tak bisa lepas dari cara Arkana memandang Rendi.

Arkana mencondongkan tubuh sedikit, menyeka debu dari bahu Rendi. "Dan kau... keras kepala tapi tulus. Bahaya buat hati seseorang."

Rendi tersenyum tipis. "Aku cuma berusaha hidup. Dan lindungi yang penting."

Tatapan Arkana sedikit melembut. "Kalau begitu... mungkin aku juga perlu alasan untuk bertahan. Dan mungkin… alasanku itu mulai muncul sekarang."

Layla menggigit bibir. Hatinya mulai panas. Tapi dia tahu, bukan waktunya untuk cemburu—belum.

Keesokan paginya, mereka memulai pencarian Raka. Dengan bantuan sistem Arkana yang mampu melacak jejak energi jiwa, mereka menemukan arah kaburnya: ke Hutan Hitam, tempat di mana entitas liar bebas berevolusi dan menjadi monster baru.

Selama perjalanan, Arkana dan Rendi sering berdiskusi soal strategi, formasi, dan rencana bertahan. Layla merasa terpinggirkan—tak disengaja, tapi menyakitkan.

Malam kedua, Layla menunggu saat Rendi duduk sendiri. Ia mendekat.

"Rendi…" Layla memeluk lutut. "Aku tahu kamu sibuk, dan dia kuat… tapi jangan lupakan siapa yang pertama berdiri di sampingmu."

Rendi menoleh, terkejut, tapi tersenyum lembut. "Aku nggak pernah lupa. Kamu tetap... orang pertama yang aku percaya di sini."

Layla tersenyum kecil, lalu berdiri dan kembali ke tenda. Tapi saat ia pergi, Arkana muncul di sisi lain, duduk santai.

"Dia manis. Tapi dia belum siap... untuk kehilanganmu."

Rendi menatap langit. "Aku juga belum siap kehilangan siapa pun lagi."

More Chapters