Berjuang ya?
Apa aku harus mencoba nya sekali lagi.
Lagi pula apa yang ingin di sampaikan adikku?.
Memikirkanya membuat kepala ku sangat pusing, ya setidaknya perjuangan ku memiliki tujuan yang berarti.
Bangun dari lantai tempat nya bersandar dia
berjalan pergi ke pintu pertama.
Melihat pintunya seperti pintu biasa dengan lambang di atasnya.
–Apa itu lambang pedang?
Setelah memikirkannya lagi setiap pintu memiliki lambangnya sendiri.
Dan tulisan yang sama di samping nya yaitu
[Kematian berarti kegagalan]
Aku tidak terlalu memikirkannya dan membuka pintu itu.
Sebuah hamparan rumput yang sangat luas terlihat jelas dengan banyak pedang tertancap di tanah.
Terkejut tanpa sadar aku melangkah masuk tanpa memikirkan apapun, kemudian sebuah surat muncul tepat di depanku
[Selamat datang di upacara pedang tempat yang diimpikan semua orang, upacara ini cukup mudah letakkan tangan mu di tengah dan para pedang akan memilihmu, semoga beruntung :) ]
—surat macam apa ini?
Menghela nafas aku berjalan menuju batu yang terletak di tengah.
Mungkin ini yang surat itu maksud, apa aku tinggal meletakkan tangan ku disini?.
Bingung aku meletakkan tangan ku begitu saja dan batu itu mulai bersinar dengan sangat terang.
Terkejut aku menutup mata dan menunggu hingga cahaya itu berakhir, mungkin ini adalah awal dari sesuatu yang sangat hebat.
Cahaya itu mulai redup perlahan hingga hilang sepenuhnya, tapi tak ada satupun pedang yang bereaksi ataupun bersinar.
—apa maksudnya ini? Bukankah surat itu bilang kalau pedang ini akan memilih ku?
—mana mungkin kan dari ribuan pedang ini tak ada satupun yang memilih ku pasti terjadi kesalahan
Saat aku panik sebuah pedang bersinar terang memancarkan cahaya merah dan biru secara bersamaan.
Walaupun aku belum tau apa pedang itu kuat tapi aku tetap bersyukur karena pedang itu mau memilihku.
Cahaya itu kemudian mulai redup dan terbentuk bola berwarna merah dan biru, secara cepat bola itu masuk kedalam dadaku mungkin ini adalah proses pemilihan nya.
Pedang itu terlihat kuat dengan warna merah di bilah nya.
Mengambil pedang itu aku terkejut karena ternyata tidak seberat kelihatannya, mungkin ini karena pengaruh upacara ini.
Saat aku sedang memeriksa pedang itu sebuah pintu muncul tepat di depanku.
Seolah menyuruhku untuk masuk pintu itu terbuka lebar, Penasaran aku perlahan masuk.
Berbalik dari sebelumnya tempat ini sangat menyeramkan dengan banyak pohon besar dan suasana gelap.
Belum siap pintu itu tiba² menghilang meninggalkan ku di hutan ini tanpa penerangan.
Hutan ini sangat gelap sehingga aku tidak bisa melihat apapun.
"Apa yang harus kulakukan bahkan mereka tidak memberitahu apapun"
Bingung aku mencoba berjalan secara perlahan, benar saja kegelapan ini membuatku tidak bisa melihat banyak dan tersandung akar pohon secara terus menerus.
"Haa kemana lagi aku harus pergi"
Saat mengeluh aku mendengar suara dari pepohonan di sekitar ku.
Waspada aku mengambil pedang ku dan memasang kuda kuda untuk bertempur.
Suara itu semakin dekat tepat di depanku.
SLASHHH
Belum sempat bereaksi kepalaku terbelah dengan begitu cepat.
[Kamu telah di hidupkan kembali]
"haaa...haaah"
Panik aku segera memegang leherku rasanya benar-benar nyata seolah kepalaku telah terlepas.
Apa yang barusan itu dan kenapa aku kembali ke taman ini, apa ini yang di maksud tidak bisa mati di surat itu.
[Apa anda ingin keluar?]
Sebuah surat terbentang di depan ku, membaca surat itu aku memahami maksudnya, dan rasanya ingin sekali kukatakan iya.
Tapi pikiran itu hilang seketika ketika mengingat semua perjuangan yang lebih berat telah kulalui.
Tebasan pada kepalaku masih terasa hingga sekarang, tapi aku mengabaikannya dan berjalan menuju pintu itu sekali lagi.
Setelah berjalan beberapa menit aku mendengar suara itu lagi, dan bersiap untuk bertarung tapi sebelum sempat bereaksi sekali lagi kepala ku jatuh ke tanah.
"Haaa...haa"
Memegang kepala ku kembali rasanya benar-benar menyakitkan, seolah seluruh kepala ku di hancurkan saat mati.
[Apa anda ingin keluar?]
Surat yang sama kembali keluar di depanku.
Walaupun aku sudah bertekad tapi aku masih ragu dalam menjawabnya, ingin aku keluar dari sini sekarang tak sanggup menahan rasa sakit dari kematian.
"Haa apa yang kau pikirkan Dex apakah kau ingin menjadi seorang pecundang lagi"
Dengan begitu aku kembali menuju kepintu itu lagi.
Berjalan beberapa menit suara itu terdengar kembali kali ini Dex menutup matanya, karena hutan yang sangat gelap dia tidak bisa melihat apapun dan memutuskan untuk memperkuat indra perasanya.
Saat kau tidak bisa melihat apapun bagaimana caranya untuk menang? Dex memutuskan untuk mengandalkan indra nya yang lain, lagipula dia tidak bisa mati disini tidak ada salahnya untuk mencoba.
Merasakan suara dex mulai memfokuskan Indra nya yang lain, perlahan mulai ada gambaran di pikirannya tentang sekitarnya.
Dan benar saja itu berhasil suara tebasan terdengar oleh nya dan berhasil di tangkis, tapi sayangnya kali ini jantung nya terkena anak panah sebelum dia sempat bereaksi.
[Apa anda ingin keluar?]
Kata kata itu kembali muncul sampai sampai membuat nya muak.
Kali ini Dex tidak langsung menuju pintu tapi memikirkan rencana untuk melewatinya.
—Aku tidak bisa melihat apapun disana jadi seperti nya aku hanya bisa mengandalkan insting ku.
—Aku tidak tau monster jenis apa itu karena tidak bisa melihatnya, tapi berdasarkan kecepatan dan cara bertarungnya itu harusnya Steiner mereka adalah mahluk cerdas yang menyebalkan.
Dex memikirkan tentang yang dia baca di perpustakaan tentang monster, sejak dulu dia sangat suka membaca saat sedang bersedih, mungkin sekarang adalah kegunaan dari kesukaanya terhadap membaca.
Sepintas ide terlintas di benaknya.
—mungkin ini bisa digunakan.
Dia berjalan menuju pintu itu kembali dengan sedikit harapan bahwa ini mungkin akan berhasil.
Dex kembali muncul di hutan yang sangat gelap, seperti sebelumnya hawa kehadiran datang tepat di belakang nya, untungnya dia berhasil menangkisnya.
— baiklah sekarang tinggal hindari panah nya
Begitu lah yang kupikirkan tapi secara mengejutkan panah itu datang dengan kecepatan yang sangat tinggi, membuat ku sama sekali tidak bereaksi dan hanya bisa tersungkur ke tanah.
****
Aku tidak tau berapa lama waktu telah berlalu, ribuan kali percobaan telah aku lalui tapi bahkan tidak ada tanda bahwa aku akan menyelesaikan nya.
—apa pintu pertama memang sesulit ini? Atau aku yang terlalu lemah?
Hati ku semakin gelisah, apakah aku harus keluar dari sini?
Atau aku harus melanjutkan nya?
Aku bahkan telah melupakan apa tujuanku sekarang.
Walaupun aku lupa tapi aku merasa itu adalah hal yang sangat penting sehingga aku terus mengurungkan niatku.
Aku kembali memasuki stage berpikir mungkin aku bisa melakukannya sekarang.
Menghitung detik demi detik kali ini aku bertahan sekitar 19 jam penuh tapi tidak ada tanda-tanda stage ini akan selesai.
"ka-kapan ini akan berakhir aku mulai kehabisan stamina"
Aku merasa seolah seluruh tubuhku akan hancur, tubuhku seolah menjerit tidak karuan aku bahkan tidak bisa merasakan kedua kakiku sekarang.
Tapi entah mengapa aku bisa terus bertahan, mungkin ini karena aku tau bahwa aku tidak akan mati sungguhan.
Setelah 1 jam akhirnya tubuhku runtuh musuh terus berdatangan tanpa henti, setelah melakukan stage ini tanpa bisa melihat apapun, seluruh indera ku seolah telah menjadi sangat tajam, bahkan saat sedang tersungkur ketanah aku bisa mendengar langkah kaki musuh, mungkin dari suaranya masih ada puluhan ribu musuh.
[Apa anda ingin keluar?]
Omong kosong, aku bahkan telah hampir melupakan semuanya, jadi untuk apa aku kembali sekarang, dengan begitu aku memutuskan untuk melanjutkan apa yang aku mulai.