Sudah lebih dari seminggu sejak Raden bereinkarnasi sebagai pohon kecil di tengah Hutan Varel. Meski tubuhnya tak bisa bergerak seperti manusia, ia mulai terbiasa dengan cara barunya dalam "merasakan" dunia: lewat akar, getaran, cahaya, dan aliran energi alami yang mengalir pelan di dalam tanah.
Di atas permukaan, ia mungkin terlihat seperti pohon biasa—tidak tinggi, belum bercabang lebat, hanya memiliki lima helai daun mungil dan batang seukuran lengan manusia. Tapi di dalam dirinya, Raden berubah. Ia berkembang. Perlahan, tapi pasti.
S.A.R.A—sistem administrator yang menemaninya—menjadi satu-satunya suara yang ia dengar setiap hari. Lembut, tenang, dan logis. Meskipun terasa seperti mesin, entah kenapa, Raden mulai merasa nyaman mendengarnya.
[Informasi: Nutrisi tanah meningkat setelah hujan semalam. Fotosintesis meningkat 12%.]
[Perhatian: Aktivitas monster kecil terdeteksi dalam radius 12 meter.]
(Terima kasih, S.A.R.A…) gumam Raden dalam pikirannya.
Pagi itu, hawa hutan terasa sedikit berbeda. Udara lebih lembap, dan suara-suara aneh mulai terdengar dari kejauhan. Suara gemerisik, desisan kecil… dan hentakan kaki mungil.
Lalu notifikasi muncul lagi.
[Makhluk terdeteksi: Slime Tanah – Level 2 – Kelas Rendah]
[Jarak: 6 meter dan mendekat.]
(Slime? Yang seperti di game itu?) pikir Raden, gugup.
Ia belum pernah berhadapan langsung dengan makhluk lain secara serius. Tapi ini... ini adalah uji pertamanya. Rasa takut muncul, meski tubuhnya tak bisa gemetar. Akar-akarnya bereaksi, merayap pelan, berusaha menyesuaikan posisi.
Makhluk itu muncul.
Bentuknya seperti gumpalan lumpur hidup. Tidak besar, tapi menjijikkan. Ia bergoyang perlahan, mendekati batang Raden dengan rasa penasaran. Tampaknya ia mencium aroma energi magis dari Raden.
[S.A.R.A: Slime Tanah memakan energi sihir dari tumbuhan muda. Kemungkinan serangan: Tinggi.]
Akar Raden menyentuh batu kecil di bawah tanah. Ia berpikir cepat. Sistemnya terbatas, tapi dia punya satu keuntungan: dia bisa bereaksi lebih cepat dibandingkan pohon biasa.
[Perisai Kulit Kayu Lv.1 aktif secara otomatis.]
Slime itu melompat.
Dan begitu tubuh lendirnya menyentuh batang Raden, suara mendesis terdengar. Kayu pelindung mengeluarkan energi panas kecil—reaksi sihir otomatis—yang menyebabkan slime itu terlempar mundur.
[Slime menerima efek luka bakar minor. Mundur untuk regenerasi.]
(Berhasil…? Aku bisa mempertahankan diriku!) pikir Raden dengan lega.
Beberapa menit berlalu. Slime itu akhirnya menyerah dan mundur ke balik semak. Raden selamat. Tubuhnya tetap tegak, dan akarnya terus menggali lebih dalam ke tanah, mencari lebih banyak kekuatan.
Kemudian...
[Selamat. Kamu telah bertahan dari ancaman pertama.]
[Level naik: 3]
[Pilihan upgrade terbuka: Fotosintesis Plus Lv.2 / Deteksi Getaran Lv.2 / Akar Penyerang Lv.1]
(Akar Penyerang...? Aku bisa… menyerang balik?)
Tanpa ragu, ia memilihnya.
[Upgrade Akar Penyerang Lv.1 berhasil.]
Untuk pertama kalinya, Raden memiliki cara aktif untuk melawan. Sebuah langkah kecil, tapi sangat berarti. Ia bukan lagi hanya pohon yang menunggu dimangsa. Ia sekarang… bisa bertarung.
Dan malam itu, di bawah cahaya bulan yang pucat, Raden merasa sesuatu tumbuh di dalam dirinya. Bukan hanya kekuatan, tapi juga... tekad.
(Aku tidak tahu sampai kapan aku akan menjadi pohon… Tapi kalau dunia ini mau menjatuhkanku, aku akan menancapkan akar lebih dalam. Aku akan bertahan. Aku akan tumbuh.)
Langit malam hutan bersinar tenang. Dan di tengah semua itu, pohon kecil bernama Raden terus berjuang, diam-diam... menjadi legenda.