Cherreads

Chapter 1 - Dari Desa Terpencil ke Pusat Dunia

Bab 1: Sinyal dari Hutan

Namaku Radit. Umur 17. Lahir dan besar di desa Gunung Gemilang, tempat sinyal HP sama langkanya dengan hujan di musim kemarau. Tapi hari itu, sesuatu yang aneh terjadi.

Aku sedang menggembala kambing di pinggir hutan ketika ponselku—ya, ponsel jadul peninggalan kakakku—tiba-tiba berbunyi. Bukan SMS, bukan telepon. Tapi notifikasi.

📶 Sinyal 4G Terdeteksi

Aku nyaris menjatuhkan ponsel saking kagetnya. Tak pernah ada sinyal di sini. Tak sekalipun!

Dengan tangan gemetar, aku membuka internet. Semuanya terasa lambat, tapi nyata. Aku masuk ke PlayStore, dan entah kenapa satu game muncul paling atas: KotaGG.

Ikonnya aneh—gambar kota futuristik, tapi dengan latar sawah dan gunung.

Deskripsinya singkat:"Bangun kotamu. Bangun duniamu. Bangun masa depan."

Tanpa pikir panjang, aku mengunduhnya.

Dan dari situlah semuanya dimulai.

Bab 2: Level Naik, Sawah Hilang

"Selamat datang, Walikota Radit."

Begitu aku membuka game KotaGG untuk pertama kali, suara lembut tapi mekanis menyapaku. Di layar, muncul sebuah kota kecil yang sangat… mirip dengan desaku. Bahkan ada saung tempat Pak Raji biasa ngopi.

Aneh. Ini beneran game? Atau Google Maps pakai mode kartun?

Aku mulai menanam jagung di satu petak lahan, membangun jalan setapak, dan bikin satu sumur. Semua dilakukan dengan sekali klik, cepat, dan entah kenapa... menyenangkan.

+10 Kayu+20 BatuXP +35LEVEL UP!

Tiba-tiba layar jadi terang. Tapi yang lebih mengejutkan, tanah tempat aku duduk… berubah. Jalan setapak batu muncul di depanku. Padahal tadi cuma jalan tanah dan rumput liar.

Aku berdiri, panik.

"Apa-apaan ini?!"

Suara dari belakang membuatku menoleh.

"Radit! Kamu yang bikin ini jalan?"Itu si Bagas, anak kepala desa, datang dengan sepeda. Tapi sekarang sepedanya jadi sepeda listrik!

"Lo… dari mana sepeda kayak gitu?"

"Aku juga bingung! Pas pulang sekolah tadi, tiba-tiba ada colokan di rumah, terus sepedaku berubah! Ada yang aneh sama desa ini!"

Aku menunjukkan layar HP-ku. Bagas melongo.

"Game? Masa game bisa bikin jalan muncul?"

Kami pun kembali ke desa. Dan di sana—kami tak bisa berkata-kata. Rumah Pak Lurah jadi dua tingkat. Warung Bu Imas yang tadinya cuma gubuk sekarang punya rak pendingin dan kasir otomatis. Warga desa bingung… tapi juga senang.

Keesokan harinya...

Warga mulai menyadari perubahan ini bukan kebetulan.

Setiap kali aku main game dan membangun sesuatu, desa ikut berubah. Aku tanam jagung di game—tanaman jagung tumbuh cepat di ladang nyata. Aku bikin sumur—air keluar dari tempat yang sebelumnya kering. Dan saat aku buat pasar mini... warung-warung kecil mendadak dapat pasokan barang lengkap dari "entah mana".

Warga pun mulai berkumpul di balai desa.

Pak Lurah:"Radit, kau harus jujur. Apa kamu pesugihan?"

"Enggak, Pak! Ini cuma game...!"

Bu Imas:"Kalau begitu, ajari kami mainnya!"

Sejak saat itu, aku tak lagi main sendirian.

Desa Gunung Gemilang kini jadi komunitas pemain aktif KotaGG. Dan setiap hari, desa makin maju. Tapi ada satu hal yang bikin aku resah...

Semalam, aku bangun dan melihat notifikasi misterius:

📡 "Server Dimensi Terhubung. Area Terlindungi: OFFLINE."📍 Lokasi: Hutan Larangan, Gunung Timur.

Dan aku bersumpah... aku dengar suara-suara aneh dari hutan.

To be continued...

More Chapters